2 Nov 2011

Malu tak???

salam... kali ni  nk buat entri pasal malu....
malu x korg?? tak malu ke?? malu ??? hehehehehe....

Malu adalah satu cabang dari cabang-cabang iman sebagaimana hal itu datang dalam hadits Nabi saw. Maka barangsiapa sedikit rasa malunya berkuranglah keimanannya. Didalam shahih Bukhari dan Muslim Rasulullah saw bersabda:

الحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Rasa malu itu tidak datang melainkan dengan membawa kebaikan.”
Dan dalam satu riwayat Muslim:


الحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ , أَوْ قَالَ : كُلُّهُ خَيْرٌ


“Rasa malu itu baik semuanya.” Atau beliau bersabda: “Semuanya adalah baik.”
Dan diriwayatkan dari Salman al-Farisi dia berkata:



إِنَّ اللهَ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ هَلاَكًا نَزَعَ مِنْهُ اْلحَيَاءَ فَإِذَا نُزِعَ مِنْهُ الْحَيَاءُ لَمْ يَلْقَهُ إِلاَّ مَقِيْتًا مُمَقَّتًا
“Sesungguhnya Allah itu apabila Dia menghendaki kehancuran bagi seorang hamba Dia mencabut rasa malu dari dirinya. Maka apabila rasa malu telah tercabut daripadanya maka ia tidak menemui Allah melainkan dalam keadaan terlaknat lagi dimurkai.”
Seorang penyair berkata:

فَلاَ وَاللهِ مَا فِيْ اْلعِيْشِ خَيْرٌ              وَلاَ الدُّنْيَا إِذَا ذَهَبَ الْحَيَاءُ

يَعِيْشُ اْلمَرْءُ مَا اسْتَحْيَا بِخَيْرٍ   وَيَبْقَى اْلعُوْدُ مَا بَقِيَ اللِّحَاءُ

“Maka demi Allah, tidak ada lagi kebaikan dalam kehidupan dan dalam dunia ini manakala rasa malu telah pergi.”
“Orang itu akan hidup dengan baik selagi memiliki rasa malu (sebagaimana) ranting kayu itu akan lestari manakala kulit pembungkusnya masih abadi.”
Penyair lain bersenandung:

أَنْ كَأَنِّيْ أَرَى مَنْ لاَ حَيَاءَ لَهُ    وَلاَ أَمَانَةَ وَسْطَ النَّاسِ عُرْيَانًا

“Sesungguhnya aku melihat bahwa orang yang tidak memiliki rasa malu dan tidak (pula) amanah itu (ibarat) orang telanjang ditengah-tengah manusia.”

Rendahnya rasa malu (terutama pada wanita) itu disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
  1. Tidak mendidiknya secara serius semenjak kecil, karena orang yang telah terbiasa melakukan sesuatu pada masa mudanya akan terbawa terus hingga masa tuanya.

إِنَّ الْغُصُوْنَ إِذَا قَوِّمْتَهَا اِعْتَدَلَتْ                   وَلاَ تَلِيْنُ إِذَا كَانَتْ مِنَ الْخَشَبِ

“Sesungguhnya ranting-ranting itu akan tegak lurus manakala kamu luruskan, namun tidak akan bisa diluruskan manakala sudah jadi kayu.”
  1. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bindang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya)
  2. Seringnya berhubungan dengan orang yang memiliki sedikit rasa malu atau seringnya melihat mereka. Apakah hal itu akibat melancong keluar negeri atau melihat mereka di pasar, pusat-pusat perbelanjaan atau tempat wisata, atau menonton mereka dalam sinetron, telenovela, film seri atau sejenisnya, karena akhlak itu –yang baik dan yang buruk- bisa diperoleh dengan cara bergaul dan berhubungan.
  3. Barangkali faktor terpenting adalah seringnya dan banyaknya wanita yang keluar rumah. Allah swt berfirman:

 وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ 

“Dan berdiam dirilah kamu dirumah-rumah kamu.” (Al-Ahzab: 33)



Nabi  bersabda:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ وَإِنَّهَا لاَ تَكُوْنُ أَقْرَبَ إِلَي اللهِ مِنْهَا فِيْ قَعْرِ بَيْتِهَا

“Wanita itu adalah aurat. Sesungguhnya apabila ia keluar dari rumahnya ia dibuntuti oleh setan. Dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah daripada (ketika) dia berada dalam tengah-tengah rumahnya.”



Nabi saw bersabda:

لاَ تَمْنَعُوْا نِسَـاءَكُمْ اْلمَسـَاجِدَ وَبُيُوْتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ

“Janganlah kamu melarang istri-istrimu dari masjid, sedangkan rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Al-Hafidz al-Dimyathi رحمه الله berkata: “Ibnu Khuzaimah dan para ulama telah mengatakan bahwa shalat wanita di rumahnya itu lebih baik daripada shalatnya di Masjid, meskipun masjid Makkah, Madinah atau masjid al-Aqsha (Bait al-Muqaddas).”

Dan hendaklah orang-orang yang cerdik berakal itu menyadari bahwa kerusakan yang telah melanda sebagian negeri-negeri Islam itu, seperti dekadensi moral dan budaya keji, tidaklah terjadi sekaligus, akan tetapi hal itu bermula dari hal yang sederhana hingga berakhir pada apa yang ada sekarang. Maka waspada dan berhati-hatilah!
Sesudah itu semua, wahai saudara muslim! Buktikanlah syahadatmu, kesaksianmu bahwa Muhammad itu adalah Rasulullah dengan cara kamu  mempercayainya dalan semua yang beliau kabarkan, kamu mentaatinya dalam semua yang beliau perintahkan dan kamu menjauhi semua yang telah beliau larang. Hati-hatilah jangan sampai kamu menyalahi perintahnya karena mengikuti hawa nafsu atau karena pengaruh seseorang atau karena sebab-sebab lain. Allah  berfirman:


فَلْيَحْذَرِ الَّذيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةً أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ 


“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (an-Nur: 63)

TQ Mr.google



thanx to pemilik ilmu ini~~

Judul Asli : الغَيْرَةُ وَالْحَيَاءُ

Terbitan Dar al-Wathan Riyadh

Diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashari, Lc

No comments:

Post a Comment